31 January 2011

Insafi diri

Perkataan itu seperti ubat, kalau sedikit bercakap memberi manfaat, tetapi terlalu banyak bercakap nescaya membunuh -Amru Al-As
Kekayaan yg sebenar ialah akal , kepapaan yg sebenar ialah rosak akal . Sepi yang sebenarnya ialah kagum dengan diri sendiri dan kemuliaan yang sebenar ialah akhlak yg baik. - Saidina Ali bin Abi Thalib
Sesiapa yang dilantik menjadi pemimpin kepada manusia maka dia hendaklah mengajar dirinya terlebih dahulu sebelum mengajar orang lain. Dan dia hendaklah memperelokkan setiap tindak tanduknya seharian sebelum memperelokkan dengan lidah. Dan sesiapa yang mengajar dirinya sendiri serta memperelokkannya lebih layak untuk mendapat kemuliaan daripada mereka yang mengajar dan memperelokkan manusia yang lain. -
Saidina Ali bin Abi Thalib
Kemarahan orang yang berakal dilihat pada tindak tanduknya dan kemarahan yang ada pada orang jahil itu dapat dilihat melalui perkataannya. -
Saidina Ali bin Abi Thalib
Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang sejati selama dia masih menuntut. Tetapi apabila pada suatu ketika dia berkata "Aku sudah pintar", maka sesungguhnya dia sudah menjadi bodoh dengan sendirinya. -Luqman Hakim
Adab dan akhlak yang buruk seperti tembikar yang sudah pecah. Tidak dapat dilekatkan lagi dan tidak dapat dikembalikan menjadi tanah - Wahab Munabih
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya. Dan ingatlah bahawa bersama kesulitan itu sentiasa akan timbul kesenangan - Ibnu Abbas

Sekadar renungan dan Iktibar bersama

KAUM HAWA
Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.-Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mahu keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.-Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.-Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.-Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.-Wanita wajib taat kpd suaminya tetapi suami tak perlu taat pd isterinya (taat kepada ibunya).Talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.-Wanita kurang dlm beribadat kerana masalah haid dan nifas yg tak ada pada lelaki.Pernahkah kita lihat sebaliknya?? Benda yg mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yg tersorok dan selamat. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar bersepah-sepah bukan? Itulah bandingannya dgn seorg wanita. Wanita perlu taat kpd suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapanya. Bukankah ibu adalah seorang wanita? Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik peribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya utk menyara isteri dan anak-anak. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala haiwan, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan matinya jika kerana melahirkan adalah syahid kecil. Manakala dosanya diampun ALLAH (dosa kecil).Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana-mana pintu Syurga yg disukainya cukup dgn4 syarat sahaja:Sembahyang 5 waktuPuasa di bulan RamadhanTaat kepada suaminya, danMenjaga kehormatannyaWanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala org lelaki pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjataDi akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini:IsterinyaIbunyaAnak perempuannya, danSaudara perempuannyaManakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 org lelaki ini:SuaminyaAyahnyaAnak lelakinya, danSaudara lelakinyaMasyaALLAH... sayangnya ALLAH pada wanita kan? Wahai kaum Hawa jangan senang hati… kerana Rasulullah s.a.w. pernah menangis mengenangkan wanita yang lebih ramai di dalam NERAKA…WASPADA…

Makna 9 sifat mazmumah

(1). BAKHIL / KIKIR

Orang bakhil atau kikir adalah orang yang sangat mencinta hartanya. Harta apa pun yang ada padanya sangatlah dicintainya. Dia sangat sayang untuk mengeluarkannya kecuali jika ia tahu bahwa harta yang dikeluarkannya itu pastilah akan mendatangkan harta lain yang lebih banyak lagi. Tak pernah cukup dengan berapa pun harta yang ada padanya. Begitulah sikap seorang yang bakhil atau kikir. Bersadakah ? “No, itu akan membuat orang manja saja ! Terlebih-lebih, hal itu dapat mengurangi harta kita” begitulah alasannya.Hal ini diisyaratkan Allah pada Al-Qur’an Surat Al-Aadiyaat ayat :6-8. “sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta [Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat ini ialah: manusia itu sangat kuat cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil]”Jangan biarkan, bakhil atau kikir menguasai diri kita, karena ini akan menyebabkan kita terjatuh dan tertinggal dari memperoleh rahmat Allah. Jangan biarkan diri kita mempertuhankan harta atau ilmu, karena tuhan yang seharusnya kita sembah hanyalah Allah.Mari kita ingat, ketika kita sedang dalam keadaan kikir atau bakhil, barangkali pada saat itu, kita sedang sangat mencintai harta atau ilmu yang kita miliki. Marilah kita berhenti bakhil dan kikir ! Bersyukurlah kita atas segala kurnia harta dan ilmu yang diberikan Allah kepada kita dengan cara membagikan sebagian daripadanya untuk makhluk Allah lain yang membutuhkannya. Ingat, untuk hanya yang membutuhkan saja !Jangan dipelihara sifat bakhil atau kikir, karena sifat ini akan melahirkan sifat buruk lainnya, yaitu sifat sombong (arogan) yang tidak disukai Allah.








(2). SOMBONG

Orang sombong adalah orang yang sangat mencintai diri sendiri Orang yang mencintai selalu mengagungkan yang dicintainya. Semuanya serba baik dan perlu mendapat sanjungan dan penghormatan. Dia mengagungkan dirinya sendiri. Dia memberi penghormatan yang tinggi kepada dirinya sendiri. Sanjungan dan penghormatan itu hanya boleh untuk dirinya sendiri. Itulah yang disebut “sombong”. Hal ini akan menyebabkan dia tidak/kurang menghormati atau menghargai orang lain. Jika dibiarkan, keadaan ini akan berlanjut pada kurang menghargai atau bahkan meniadakan Allah.Sifat ini telah menyebabkan Iblis, yang dulunya adalah hamba Allah yang taat, menjadi dimurkai Allah – dilaknat Allah. Sifat buruk ini akan menjadi satu sandungan terbesar bagi orang yang berjalan menuju Allah. Tidak akan sampai-sampai tujuannya, karena Allah tidak menyukainya.Kesombongan jika dibiarkan merajai diri kita, lambat atau cepat, akan menyebabkan kita menjadi orang yang pemarah, suatu sifat buruk lain, yang akan membawa kita kepada suatu keadaan sulit.Semoga Allah tidak menetapkan kita menjadi orang yang sombong.








(3). PEMARAH

Beberapa orang berpendapat bahwa pemarah banyak disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat dengan cepat. Akan tetapi benarkah demikian ? Yang sering kita jumpai adalah, ketika orang lain tidak dapat menghargai (memahami) diri kita, kita akan menjadi marah. Merasa tidak dihargai atau tidak difahami akan menimbulkan kemarahan.Mengapa kita pemarah ? Karena orang lain melakukan kesalahan ! Kita menjadi pemarah karena kita merasa kitalah yang paling benar !Mengapa demikian ? Karena kita menganggap bahwa kita telah memiliki segala sesuatu, dengan mengasumsikan bahawa segala sesuatunya itu dapat kita peroleh karena kita telah melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Kita menjadi cepat marah, jika orang lain tidak menghargai kita.Maka, ketika kita sedang marah, ingatlah, jangan-jangan kita sedang merasa bahwa diri kitalah yang paling benar. Sayangkan, dalam banyak pengalaman, orang yang merasa diri paling benar atau pandai, justeru sebenarnya dialah yang bodoh.








(4). BODOH

Seorang Doktor ahli Bahasa Arab mengatakan :“… jika kita dapat mengkatamkan satu buku, kita merasa kita telah menguasai seluruh ilmu. Akan tetapi, ketika kita menamatkan buku berikutnya, maka kita mulai akan merasa bahawa ilmu kita sangatlah sedikit. Semakin banyak buku yang telah kita baca, kita merasa menjadi bodoh karena kita menjadi merasa sangat kekurangan ilmu”.Jika ilmunya baru sedikit, kita merasa kitalah yang paling pandai. Semakin banyak ilmu kita, maka kita merasakan betapa bodohnya kita. Itulah pedoman bagi orang yang ingin pandai dalam suatu ilmu. Bagaimana dengan orang yang bodoh?Orang yang bodoh atau orang yang benar-benar bodoh adalah orang yang merasa bahwa dirinya paling pandai. Kalau dalam cerita di atas mereka adalah “orang yang baru tamat membaca satu buku” dan tak mau membaca buku berikutnya. Itulah orang yang bodoh. Bodoh menjadi suatu hambatan terbesar untuk maju menguasai sedikit ilmu yang telah diberikan Allah. Kebodohan atau merasa diri pandai, akan menyurutkan diri untuk memperoleh lebih banyak ilmu. Beragama tanpa ilmu akan sangat berbahaya karena kita hanya seperti robot yang dikendalikan oleh orang lain. Maka kebodohan adalah musuh bagi orang beragama. Musuh bukan untuk diperangi, akan tetapi musuh untuk diperbaiki.Membiarkan diri dalam kebodohan akan menyebabkan kita menjadi lemah. Kelemahan yang ditutup-tutupi dapat berakibat kita lupa bahwa kita bodoh dan kita pun tertinggal. Ketika kita tertinggal dan dilupakan karena kita dianggap “tidak kuat”, maka penyakit baru akan muncul, yaitu “pendendam”.Semoga kita tidak termasuk dalam kelompok orang yang bodoh ini dalam kondisi apa pun.








(5). PENDENDAM

Pendendam adalah orang yang merasa dialah yang paling kuat. Ia tidak mau ada orang lain lebih kuat daripadanya. Tidak boleh ada orang lain lebih pandai atau lebih kuat atau lebih pada bidang lainnya. Sikap ini sungguh berbahaya bagi persaudaraan Islam.Padahal kekuatan persaudaraan Islam adalah terletak pada penghargaan adanya perbedaan dari orang per orang yang ada di dalamnya. Dengan adanya perbedaan disebabkan keunggulan pribadi pada bidangnya masing-masing akan diperoleh sinergi yang akan membentuk satu kekuatan gabungan, yang akan menghasilkan kekuatan sangat dahsyat.Membiarkan orang menjadi pendendam dan merasa dengki dengan keunggulan orang lain, akan sulitlah bagi kita untuk menggalang kekuatan yang sebenarnya kita butuhkan untuk menghadap musuh-musuh Islam kapan saja. Begitulah buruknya sikap orang yang pendendam. Jika berlanjut terus-menerus, hal itu akan menyebabkan timbulnya penyakit lebih buruk lain, yaitu Zalim, merupakan sikap tidak penyayang.








(6). ZALIM

Orang yang zalim adalah orang yang tidak penyayang. Tidak sayang kepada diri sendiri atau kepada orang lain, maka dia menganiaya dirinya sendiri atau orang lain, dalam keadaan sadar mau pun tidak. Setiap muslim, sangat dianjurkan untuk memulai segala sesuatu dengan mengatasnamakan Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang atau yang sering kita kenal dengan istilah “basmallah”. Artinya, setiap muslim haruslah mengasihi dan menyayangi. Baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.Dengan basmallah, setiap muslim menempatkan dirinya sebagai “pengganti Allah” (khalifah Allah) terhadap orang lain atau fihak lain, yaitu Allah yang memiliki sifat “Maha Pengasih, Maha Penyayang”. Siapa saja orang yang mengaku muslim hendaklah mengasihi dan menyayangi. Itulah jiwa pernyataan (bukan bacaan) “Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim”, yang selalu dipatrikan di hati setiap hamba Allah. Maka, apabila kita menemukan orang lain atau diri kita melakukan tindakan yang menganiaya, marilah kita periksa di dalam hati kita “masih adakah rasa penyayang ?”.Jangan menjadi pendusta, di mulut mengucapkan “basmallah”, di hati “melupakan Allah” dan dalam perbuatan “mengingkari petunjuk Allah”. Karena hal itu bisa berakibat kita layak untuk disebut munafiq.Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan dan tabiat seperti itu, dan Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang Pengasih dan Penyayang.








(7). PENDUSTA

Tidak berlaku dusta adalah merupakan dasar paling bawah dari ajaran agama Islam. Orang yang pendusta adalah orang yang merasa tidak ada orang atau pihak lain yang mengetahui selain dirinya sendiri. Dia tidak ingat bahwa Allah itu Maha Pengetahui segala gerak-geri setiap makhluk-Nya. Tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah, baik yang ada di langit, di bumi maupun yang ada di antara keduanya. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu.Perilaku dusta adalah hambatan awal dalam mengenal adanya Allah kerana pengingkaran adanya Allah, merupakan isyarat bahwa orang itu akan masuk di dalam kategori “kafir”. Adanya sifat dusta akan melahirkan sifat buruk lainnya, yaitu khianat, munafiq, tidak amanah, dan lain-lain. Itulah yang paling dilarang pada setiap muslim.Marilah kita memohon perlindungan dan kekuatan dari Allah yang Maha Agung, semoga sifat dan tabiat dusta tidak pernah ada di dalam diri kita. Jujur atau shiddik adalah sifat utama seorang muslim. Maka jika ada dusta pasti tidak akan ada shiddik dan sebaliknya, jika kita shiddik, pastilah dusta akan menyingkir dan meninggalkan kita. Insya Allah !








(8). PESIMIS

Pertama-tama optimis kemudian sukses. Jika pertama-tama pesimis, maka yang kemudian juga adalah apes. Mengapa ada orang yang pesimis ? Jawabnya adalah karena ia merasa tidak ada yang diharapkan dapat menolongnya. Ini terjadi, karena dia lupa, bahwa Allah, Tuhannya setiap manusia, selalu menolong orang yang meminta pertolongan Allah. Orang yang mengenal Allah, pastilah dia menjadi orang yang paling optimis. Sebab Allah adalah pemilik segala sesuatu, Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Kuat, Maha Suci, Maha Besar dan lain-lain sebagainya dan Allah selalu menolong hambanya yang membutuhkan-Nya.Untuk menghilangkan rasa pesimis dan menimbulkan sikap optimis, tiada jalan lain, hiduplah selalu bersama Allah.








(9). KAFIR

Orang menjadi kafir kepada Allah, bukanlah semata-mata karena dia memang kafir. Kekafiran bisa dengan kesadaran penuh atau hanya karena tidak sadar telah menjadi ikut-ikutan. Yang kita waspadai, setelah kita berjalan di jalan Islam adalah kekafiran yang dilakukan oleh para muslim sendiri. Sebab hal itu bisa disebabkan karena dia belum begitu mengenal tuhannya, Allah.Orang yang benar-benar kafir adalah orang yang merasa sangat mampu membuat peraturan sendiri. Padahal sekafir-kafir manusia, pastilah dia tidak akan mampu melepaskan diri dari mengikuti aturan Allah. Sebab, jika dia tidak mau melakukan aturan yang baik, maka pastilah dia akan (terpaksa karena tak pilihan lain) melakukan aturan yang buruk. Kedua-dua peraturan itu adalah ciptaan Allah. Kalau dia mampu menghindari peraturan-peraturan Allah, tentulah dia tidak akan berada di atas bumi Allah atau di kolong langit Allah.Akan tetapi, masih banyak di antara para muslim yang kafir setelah menjadi muslim. Mereka tidak mau melaksanakan syariat-syariat Allah karena mereka tidak mengenal benar siapa Allah dan apa saja karya Allah yang berhubungan dengannya. Bila hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin, musuh-musuh Islam akan masuk dan mengalihkan perhatiannya dan menyesatkan menjadi sejauh-jauh sesat.Marilah kita waspadai dan kita hindari terjadi kekafiran setelah orang menjadi muslim.